SENANDUNG BAIT KELAM

Sendiri kurangkum tindak kealpaan
Sendiri kubergumul dengan kebisuan
Dahaga serakah setia bermesraan
Berkasih manja menikmati kehangatan

SELEMBAR LAYAR BEKAS

Dilubuk kelam keremangan seutas jiwa

Aku larung impian nyata telah sirna

Bersama setetes benih cinta membara

Kuhanyutkan rasa di tepian gemuruh noda

M A T I

Metani Amal Tumindak Iro

Maslahat ikatan garis benang merah
Menyala tajam tumbuhkan gerah
Merajam ego tiada lagi bertuah
Mengikis seonggok imaji tanpa berkilah
Merangkum dahaga kisah tercatat risalah

ASMARA JALANG

Kau sembunyikan rona wajah resahmu
Kau tuangkan senyum berparas pilu
Mewakili gelora hati berkalung sembilu
Ungkapan tajam berselempang api cemburu

PRASASTI RINDU

Santun malam kuucap pada pemilik rindu
Pemetik debar mesra di relung kalbu
Kunikmati getaran sentuhan sayang darimu
Tenggelamkan malamku dalam cumbu rayu

BIARKAN AKU KEMBALI

Jika kehadiranku terangsang keindahan

Lebih baik, kukembali pada ketidaktahuan
Meniti bait langkah penuh kehati-hatian
Tanpa mengusik lorong ruang kesadaran

KEINDAHAN DALAM REMANG

Kuncup rona hiasi kedip alis tebal
Menambah keindahan sepasang mata
Apalagi terselip lentik bulu mata sekal
Menumbuhkan daya tarik penyekat jiwa

JEJAK AKSARA SI LINGLUNG

Aksaraku terhiasi diksi ngawur

Menoreh ungkap tiada pernah teratur

Sepantasnya, bila goresanku tergusur

Karena bait aksaraku tertata tiada tersandur

KAJIAN PUYENG !!

Ku tatap lekat-lekat rona wajah semu
Ku raba dataran cermin penuh rayu
Ku rasakan sentuhan lembab pada jemariku
Ku nikmati ke hambaran terselip malu
Tetap saja, tiada jawaban di relung kalbu

K A U

Ku mengenalmu bukan sebagai pohon
Ku kagumi dirimu bukan karena buah
Ku merindukanmu, saat kau menjadi tunas

UNTUKMU PENGKHIANAT AKSARA

Di balik rona keluguhan
Tersimpan watak pengkhianatan
Di balik basa-basi kata
Terselip kebusukkan aksara

PEDANG ASMARA

Terhunus pedang asmara bermata dua
Menyisahkan kepedihan di balik cerita
Ada dahaga mendera di cela nista
Halalkan kehendak demi meraih cita

PENGGORES SAMPAH

Aroma basi pemikat rasa
Memoles culas di balik aksara
Wajah sendu tebarkan dusta
Bau menyengat runtuhkan dilema

BERLIAN CINTA

Semerbak aromamu menggugah kalbu
Kau ibarat hiasan tak terjamak
Kau bagaikan berlian kohinoorku
Selalu berkilau menggelitik benak

DURI KEMESRAAN

Kusuntingkan bunga mawar merah
Di sela rambutmu yang terurai basah
Tangkainya membuat jemariku berdarah
Goresan pedih menyulut api gairah
Menuntun bait rinduku setia berkisah

NEGERI DAN PIAGAM 'OPO JARE'

Seandainya kesadaran memeluk rasa
Tak mungkin aksara bodoh berbicara
Bahan lawakan menjadi dalil utama
Bingkiskan aturan yang bikin ketawa

HAI - Hanya Angenan Iro

Hai .. hai ..
Sebenarnya ada apa dikau hai
Serumpun hatimu seakan mati
Terpaan sejuk tak lagi tergapai
Kau tinggalkan tanya di sudut hati

MBUUH - MBUntoni kawerUH

Mbuuuuuuh !!
Naliko atiku wis luluh
Kuwe malah koyok ngunuh
Omonganmu koyok wong kemeruh

SERPIHAN HATI

Duhai serpihan mutiara hati
Masih adakah kerinduan dihati
Masih siapkah kau setia menanti
Menggenggam ungkap yang termaknai

KOPI KEMESRAANKU

Pagi ini, ku tawarkan kopi pengobat pilu
Yang ku ramu bersama rindu menggebu
Agar senyummu mewarnai hari-hariku
Teriring pula senyum sipu penuh malu

GENDERANG KESADARAN

Seperti kumpulan warna hadir berpijar
Sambut serinai garis pada fajar
Rembulan bersinar dalam siluet tipis
Pantulkan kisah permata tiada terkikis

RANGKUMAN KECANTIKAN

Pesona wajahmu membuatku tak berdaya
Sekilas, ingin rasanya terus memandang
Menikmati hiasan terindah heningkan netra
Menjadikan kisah sebagai labirin bayang

UNDANGAN KEBENCIAN

Kilatan dera mengusik kesadaran
Tumbuhkan geram tak terpatahkan
Gemuruh dendam sambut hinaan
Memeluk cerca dalam buai hasutan

HIJAB UNGU

Rona wajah ciptakan bayang
Jejak menapak raih seulas kenang
Hasrat jiwa kerap setia menghadang
Menyibak detik, hanya tuk memandang

PELENGKAP KEKURANGAN

Aku tak mencari penghias
Apalagi pandai tuk berhias
Aku lebih suka yang tegas
Terkesan garang berwujud ganas

ISTANA MIMPI

Bilakah kehadiranmu mesra tak terganti
Bertahtakan emas permata terbungkus rapi
Tiada mungkin kupersembahkan jiwa ini
Mempertaruhkan rasa hanya tuk menikmati
Meneguk madu dahaga didasar nurani

MIMPI TERBUANG

Terkoyak hening dalam selaput siang
Saksikan jejak perjalanan ketika hengkang
Rangkuman sabda senja telah terbentang
Mengubur mimpi yang terlanjur ditimang

KUSIMPAN GERAMKU

Sudah lama aku kehilangan rasa
Menerpa prahara dengan senyum tawar
Kau tiada pernah mengerti derita
Menghujam tajam, menodai ucap terikrar

RAMUAN NIKMATNYA DUNIA

Tergolek mesra jiwa dirundung duka
Sembilu tindak telah hadir mencerca
Berlantun jumawa tampung setetes noda
Menata goresan, jadi penghalang masa

KESEMUAN MASA

Aku biarkan serumpun rindu
Berkelana tuk mencari jejak
Resah melangkah tak tahu arah
Menyibak hamparan kasih senja
Yang kian lama terkikis masa

S T O P !!

Peringatan keras untukmu wahai Dhimas

Kau tetap pertapa linglung yang kurang waras
Di mana, letak tindak berlampan bringas
Yang selalu merinai langkah dengan ganas

KASIHKU TELAH HILANG

Kiasan rasa luruh menggapai nestapa
Langkah meniti membias penuh raba
Hamparan kelam membuai tak terasa
Menjebak impian yang lama tersita

POHON CINTA BERBUAH RINDU

Untukmu hai kekasih impian

Bolehkah aku ajuhkan tanya
Sekiranya kapan, pohon cinta ini kau tanam
Dan sampai batas kapan !!
Aku bisa merasakan ranumnya buah rindu

KEGELISAHAN

Dalam sekelumit waktu yang terlewati

Kau senantiasa membingkiskan cerita
Walau terkesan tiada, kau seakan menjadi ada
Membuat diri ini mengenangmu hanya sebatas maya

RINDU TERTAMBAT

Ada kenang di setiap langkah

Jejak menapak merinai kalam senja
Hati bimbang goyahkan segenggam asa
Jiwa terpanah haturkan seulas kisah

DERA MENGHUJAM

Dera menghujam tiada terbantah

Hanyutkan lengah di antara persinggahan
Ada rasa yang memendam segala umpatan
Merangkum resah meraih segala gelisah

BADAI KEBENCIAN

Guntur kecurigaan menghiasi langit cemburu

Kilatan tuduhan kian lama kian mencekam
Bak seekor naga perkasa yang mau menerkam
Mengoyak prasangka yang menggapai luru

KESETIAAN SUCI

Keanggunan pesona dirimu !!

Bermutiara indah berlaburkan manja
Hantarkan jiwa tuk selalu bersua
Menikmati bias pancaran demi memenuhi cumbu

SELINGAN KATA

Hantarkan laju aksaraku !!

Biarkan kata perkata aku tata kembali
Bait demi bait akan selalu aku kaji
Agar kalimat yang tertuang ini !!
Bisa dirasakan tanpa ada yang tersakiti

TIADA PERNAH TERLUPAKAN

Mengingat akan racun cerita yang ku suguhkan

Terbayang jelas pesona cumbu yang ku persembahkan
Keindahan kisah, tak mudah tuk di lupakan
Semakin jauh hati mengusir bayangan
Semakin kuat pula, deraan rasa sesal yang menekan

RINDU LAKSANA BISUL

Rindu ini laksana bisul yang merajai

Tumbuh subur di mana saja yang disukai
Tanpa menghiraukan deraan rasa nyeri
Abaikan segala kalimat penuh basa basi

SHUBUHMU SELALU INDAH

Hentakan rasa dingin dipagi ini

Begitu mesra membelaiku diatas peraduan
Buaian mimpi yang menjilma
Seakan membuat diri ini terlena menyisingkan sadar
Aku benar-benar terbuai manja menggapai ke syaduan jiwa

SEMBILU DUSTA

Lantunan bait saat ini !!

Biarlah aku mengalah memendam rasa kecewa di ujung kelam
Aku benar-benar sudah bosan !!
Dengan irama deburan pasir yang kau senandungkan
Rasanya percuma aku menanti di tepian rasa berbalut senja

SEGENGGAM BARA AMARAHKU

Di ambang potret pergantian masa yang berlalu

Aku tak pernah berhenti berkaca seorang diri
Kusimak, kutelusuri seuntai syair pendulang lara
Aku pandangi sejengkal demi sejengkal guratan tipis

RINDU MENGAKAR

Sudah tidak kau kenali lagi kah !!

Derai air hujan yang mengguyur kemesraan
Tetesan air hujan membasahi  kemanjaan
Merangkai rindu tanpa memiliki keluh

RENUNGAN JIWA YANG DAHAGA

Duhai sir jiwa-ku yang dipenuhi rasa dahaga

Mengapa dikau selalu ragu dan bimbang
Saat tafakur, menikmati wacana malam !!
Tanpa menyimak cahaya rembulan rasa syukur

P E R G I

Ketika mendung ini aku bawa pergi

Ada segenggam rindu yang memberontak
Meronta keras dengan segenap benak
Edarkan rasa yang terlanjur tersakiti

PENEBAR HASRAT

Benci rasanya diri ini !!

Melihat dirimu sembunyi dibalik topeng
Berkreasi sembunyikan wedaran semu
Menanam jasa tuk menggapai hasrat kotormu

TARGETKU

Pandanganku !!

Hanya terbatasi jarak netra biasa
Sejauh netraku memandang
Disitulah penilaianku akan menjilma
Disitulah pantauanku akan menyebar

K E J A M

Semua sudah terlambat !!

Seberapapun kemauanmu mencoba membenahi
Pada akhirnya engkau terjebak sendiri
Terbelenggu dengan segala keterpurukan

KALAH TANPA SADAR

Duhai bidadari penebar duka !!

Akankah, rangkaian syair kekwatiranmu itu
Tetap kau senandungkan penuh gairah
Walau dalam nyatanya !!
Nada yang terdengar, hanya sekedar peralihan singahan hati

JIWA PENCARI NIKMAT

Kau tak ubahnya seperti kabut senja berselimutkan embun

Dalam kelenggangan rasa yang engkau tunjukkan
Kau tak pernah bosan merinai kehangatan disetiap kesempatan
Kemesraanmu senantiasa hadir di ujung lorong penakluk masa
Rasa kasihmu selalu berganti seiring dengan kehadiran pengukir harap

JEJAK TANDA TANYA

Belum cukupkah !!

Belaga kasih yang aku limpahkan
Sampai-sampai engkau !!
Menunai rasa marah yang berkelanjutan

DERMAGA KEINGINAN

Segenap impian ini !!

Seoalah saling berdesakan menerobos masuk
Menyusupi kesadaran yang mulai terpuruk
Meniti belenggu asa yang belum juga terpatri

SEKELUMIT UCAP ULANG TAHUN

Sekian tahun sudah, kehadiranmu !!
Menempatkan diri pada komunitasmu
Mempengaruhi sudut pandang orang disekitarmu
Sekian lama itu pula !!
Langkahmu telah menoreh beberapa bait cerita

BAU KECUT

Di ambang pintu kegundahan ini !!

Aku rangkum jejak kaki dengan sekeping harap
Aku kupas rangkaian rindu dengan sebelenggu asa
Lalu kupetikan lentera senyuman dengan penuh makna

NADA JIWA MENGGODA

Detingan syair lembutmu meraba manja
Hanyutkan rasa nikmati sentuhan mesra
Nadanya begitu anggun menesuri jiwa
Bergema tajam, memenuhi segala pesona

CAHAYA SEGALA CAHAYA

Sinar cahaya indahMu !!
Tiada lenggang menyinari urat nadiku
Sinarnya setia mengawali deru nafasku
Pancarannya, tiada pernah terganti
Menelusuri ruang asa di sudut jati diri
Setiap saat, selalu setia tuk mengiringi

DIAN DAN LENTERA

Mengapa kau bersusah paya !!
Terbelunggu niatan tuk cari penerang
Mengikat kehendak tuk dapatkan bias
Bukankah pada dirimu sudah lengkap
Berbagai cahaya sudah terpancar
Berbagai pantulan sudah dirasakan

AKAD NIKAH

Saat ini tiba waktunya
Dua jiwa terpatri nyata
Bukan lagi sekedar candaan
Ikrar terucap wujudkan perjanjian

GELAGAT HATI AROMA BANGSAT

Gelagat
Goresan tersemat
Gerah ciptakan penat
Gaung masa penuh khianat

JANGAN USIK AKU

Diamlah, jangan lagi kau berisik
Lontaran aksara usilmu tajam mengusik
Simpanlah segala madah kepura-puraan
Pendamlah segala taktik pembodohan

KU UCAP TERIMA KASIH

Ku ucap terima kasih padamu wahai sang waktu
Seiring gerak gemulai pada detak masamu itu
Kau telah hilangkan embun beku di alis mataku

HANGATNYA WAKTU

Bulir kata indah yang menawan
Sambut kehadiran mesra di ambang waktu
Membuat langkah ini makin kuat melaju
Hempaskan penghalang pengusik impian

RINDU TERSEMAT

Jemari lentik itu !!
Pernah beradu sapa penuh rayu
Menggenggam erat bait kata milikku
Teriring pula dengan cumbu !!
Menepatkan kalimat manja makin menderu

KEPASTIAN RASA

Terasa sudah kulupakan !!
Di kala aku merindukan sang bulan
Di kala bulan hadir membiaskan keindahan
Melaburkan senyum penuh dengan kemesraan

CUMBU RAYU MESRA

Aku biarkan syair nada kasihmu
Merambat memenuhi ruang rindu
Hantarkan senyum sirnakan ragu
Sambut hari indah iringi kehadiranmu

RASA TERDUSTAI

Jelas hamparan tergambar di lembah
Legak legok terpenuhi aral di depan
Laju langkah tapak niat tiada patah
Walau kabut hadir penuh dengan sapaan

HAIKU BERWATAK JUAMPUT

Satu persatu ikatan hilang mawut
Jelang senja gundahpun semrawut
Adakalanya ku ucap pekik juaamput
Jadi obat resahku terobsesi akut

NINA BOBOK

Ingin sekali aku bercanda mesra
Tenggelamkan rindu tanpa tersisa
Lepaskan curahan senja tanpa batas
Sampai aku terlelap, tertidur pulas

CINTA MURNI

Aku hanyalah lelaki pelantun sukma
Jiwaku bebas bergelut dengan rasa
Tiada penghalang saat aku berkata
Tiada kekang saat aku merinai cinta

MELABUR MASA SEMU

Kukerahkan ke dua tangan
Kutenggelamkan rasa dalam doa
Melindungi mimpi sebagai tumpuan
Melabur hasrat tercermin usaha

LELAKI BODOH

Sebenarnya aku ini lelaki bodoh
Walau tahu ada jebakan menghadang
Namun langkah ini tetap tak terhenti
Melangkah bebas tuk melewatinya
Sirnakan segala prasangka mengganjal

I J I N K A N

Ijinkan aku tuk menyelutit fotomu
Ijinkanlah pula, keindahan fotomu itu ..
Aku pasang di dinding kalbu
Agar setiap detik yang berlalu
Bisa aku basuh dengan setetes air rindu

PUJANGGA JARUMAH

Runtuh redam tak tersisa
Hancurkan pundi tersimpan asa
Tak peduli, hadirmu berbingkai setia
Tiada bersua, pasti kan'ku dera

W A N I T A

Dikala engkau dipandang lemah
Engkau hanya tersenyum ramah
Ketika engkau tertekan dan tertindas
Engkau hanya pasrah penuh ikhlas
Tanpa ada dendam tuk membalas

MUNAJAT MASA

Tiada kebanggaan sejati ..
Hantarkan senyum tulus nan murni
Menapak jejak akan keberhasilan diri
Menoreh kisah, terhalangi dengan duri
Menyambut hidayah dengan ketetapan hati

PENGUASA HATI

Sungguh ku akui ..
Kaulah dewi penguasa hati
Walau kisah kasih sudah ternodai
Namun rasa yang kurasakan ini
Tetap tak bisa ku hindari

KEBODOHANKU

Aku sungguh tidak pernah mengerti
Apa itu SYARIAT yang anda maksudkan
Aku cuma bisa memahami
Akan arti pengorbanan yang BUNDA lakukan

BUKAN UNTUKMU

Acapkali kenang itu menyapa
Menelantarkan jiwa dirundung lara
Hari berlalu bergayut di antara pilu
Senyum melintas laksana sembilu

KISAH KOPI HITAM DAN PUTIH

Pernah kupikirkan !!
Saat pertemuan kembali merebak
Meniti janji di suatu tempat
Memijarkan pesona dalam setiap ucap

PECUNDANG AKSARA

Ku labur aksara penuh majas
Kubentangkan bait madah hias
Ku jadikan imaji tuk penuntas
Kurangkum kata sebagai penyelaras

SUMPAH !! SENYUMAN INDAHMU MENGHIPNOTISKU

Sumpah
Saat ini
Aku kangen kamu
Kangen seraut wajah rupawan

PENYAIR SONGONG

Patahan mata Pena telah terusaP
Edarkan cErca tak memiliki etapE
Narasimu Nampak indah menyejukkaN
Yang berdawaikan sYmphoni beralur alaY

IKATAN RASA MENYATU

Menyulam kertas tinta termadah
Tanggalkan kalimah raih risalah
Benih munajat hantarkan ikatan indah
Jalinan terpatri, rasa tiada terpisah

SEGORES KATA BIHDA'

Lambaian goresanmu tajam menggema
Melahap mahligai cumbu di relung jiwa
Ada getaran cerca merambat perlahan
Menyisir jejak yang melukis ketimpangan

PETIKAN RINDU UNTUKMU

Ada debar halus saat mengenangmu
Ada rangkuman dahaga mengeja rindu
Nama indahmu tertanam pada imajiku
Menumbuhkan rasa tuk ingin bertemu

PEMBIMBING PALSU

Celoteh basi pembimbing sejati
Edarkan aksara bagaikan belati
Berujung tajam tanpa terlandasi
Ungkap tersebar raih kontaminasi

BISANE MUNG NYAWANG

Babakan urip, ora isok di tento'no
Isi-isine mung golek butuhne dunyo
Selip e pikir kadang di lako'no
Anggone perkoro sing dade'no leno
Namung kabeh kuwi mung sak darmo
Elinge kadang dade'no keronto-ronto

RAHASIA HIDUP

Pagi ku jemput dengan tangisan
Pagi bersambut penuh keceriaan
Seisi semesta tersenyum dalam doa
Kehadiran tercantum tuk menoreh masa
Dengan 4 kaki, jejak ku pun menuai langkaH

RANJAU KECULASAN

Tahukah kamu !!

Dengan bait cerita yang kau persembahkan
Yang kau toreh dengan seulas senyuman
Kau banggakan sebagai kisah semu

KESENDIRIAN

Ijinkan aku tuk merayu sepi
Berkalana sejenak seorang diri
Tiada perlu bertanya saat ini
Karena memang aku mau menyendiri

TUMETES ROSO YO RUMONGSO

Kidung sunyi pamungkas roso
Ngelarung roso sakjeruhne tirto
Sendang kamulyan temutes ing sukmo
Cumorong ngelabur sakjeruhne jiwo

RINDUKU HANYA UNTUKMU

Ijinkan aku !!

Tuk menyebut namamu dengan penuh rindu
Akan aku laburi keindahan namamu itu
Dengan secawan madu asmara dalam kalbu
Akan kuhiasi, dengan mimpi tulus sepanjang waktu

TERBELENGGU RASA

Dalam sekelumit majasku !!

Kulukis sederetan langkah tuk memujamu
Tiada mungkin keingininan ini berseteru
Apalagi tuk memiliki segala keindahanmu

UNGKAP LARA

Ungkapan ini rapi tersimpan

Membuai langkah tuk edarkan ketulusan
Tiada rasa yang sanggup menggantikan
Menuai kisah, memenuhi isi cawan kenangan

UMPATAN TERINDAH

Lukisan kisah itu masih menyapa asa

Merintis ingatan tuk selalu menata
Pijakan garis masa tiada mudah di lupa
Membuai hasrat hantarkan mimpi nyata

KERINGNYA RASA

Pepohonan itu terlihat kakuh !!

Lelah mencibir dengan dekapan gelisah
Langkah lunglai, sambut masa dengan resah
Tiada lagi usapan lembut pembangkit gerah

RINDU TAK TERJEDA

Ijinkan aku tuk mengingatmu !!
Mengingat akan masa indah itu
Meremas mesra pada sang waktu
Mendekap hangat penuh dengan rindu
Rasa seolah tersampaikan dengan cumbu

BINTANG PUJAAN

Seandainya, aku bisa meraih bintang
Pasti akan aku genggam dengan erat
Akan aku puja tanpa teriringi pekat
Namun sang bintang hanya bisa kupandang

GELORA SEMANGATKU

Kesendirian dalam setangkup asa

Iringi jejak kisah kelam dalam lesu
Hasrat terlepas, jiwa dirundung pilu
Pijaran api membias, namun tanpa nyala

HIASI HARIKU DENGAN SENYUMMU

Tetaplah, kau menyunting senyum indahmu

Jangan palingkan muka, tuk membenci sang waktu
Walau saat ini, madah yang kau rangkai itu
Tidak lagi kau persembahkan untuk diriku

SALUT UNTUKMU SAHABAT LITERASI

Hembusan sapa menerpa sepoi
Merayap menapak edarkan jati diri
Cemiti kata hadir tuk menyambangi
Wujudkan aksara kaburkan segala arti
Mengungkap rahasia kedap tertutupi

PERINGATAN UNTUKMU PUAN

Puan .. pemintal alur cerita !!
Sudah cukuplah kau bersandiwara
Sudah cukuplah kau sembunyikan rupa
Mengurai cerca kata di balik layar senja

KETETAPAN HATI

Kuingin tetap bersama senja

Mengukir harap tanpa ada jeda
Memeluk waktu penuh mesra
Hilangkan penat menyambut masa

KILATAN PESONA

Ada senyum menggoda !!

Mengupas sapa dengan sekilat lirikan
Bibir indahmu, merinai menambah kanggunan
Bait kata berhamburan, berbalur cumbuan mesra

RINDU SEMAKIN PARAH

Aku-lah wujud karang kekerasaan

Jiwa berkelana raga selalu berdiri tegak
Tiada hiraukan rintihan hadir mengusap isak
Menggoyahkan rasa menelantarkan ketegaran

HASRAT JIWA

Duhai pemilik bibir indah menawan
Ijinkan aku merasakan sekelumit lumatan
Merasakan hisapan penggoda kekaguman
Pupuskan getaran resah di awan keraguan

R A P U H

Serpih imaji terangkai tiada terjeda
Tertuang aksara berhias benih papa
Memintal bait hanya berbingkai lara
Karena aku, hanyalah hamba sahaya

UNDANGAN USIA

Kering kerontang jiwa bersambut rabun
Ketajaman rasa bersamar pikun
Senjapun datang penuh dengan santun
Menyapa mesra ilalang di atas ubun

IMAJI OTAK

Wahai otak-ku yang berkharisma
Kau komponen penting dalam pijaran
Tugasmu tuk mengomando urat rasa
Menyampaikan ungkapan di sela jiwa
Tapi mengapa dalam nyataannya !!
Kau acapkali mengungkap dusta ??

KREATIFITAS TERINDAH

Deting alunan rasa dalam kalbu ini
Tak akan pernah berhenti membayangi
Menyuarakan syair mesra tak terganti
Iringi titian ritme tangga nada di hati

BINGUNG !!

Kerling kemesraan yang kau untai dulu
Masihlah terasa di pintu gerbang benakku
Keterpesonaan yang kau bingkiskan itu
Masihlah menyelubungi relung rinduku

CANDU DUNIA

Aku hanyalah sekeping kalbu semu
Jasadku lunglai tersendak penikmat candu
Usiaku terabaikan di kala meniti waktu
Jejak langkah tertempuh tiada pernah luru

TANDA KETULUSANKU

Kaulah bidadari penghias kalbu
Untaian sederetan asma indahmu
Terpatri kuat di relung hatiku

RATU PERANGKAI KATA

Dentuman bait aksaramu bagai sembilu

Merangkak perlahan mengupas segenap ungkap
Rasa terpendam kini nyata telah tersingkap
Luruhkan hasrat meredam jejak langkah sang waktu

TETAP ADA RASA

Selalu ada petikan rasa

Dalam senyap yang menyapa
Kata demi kata merangkai pesona
Dengan bahasa langit tak bisa diraba

RATAPAN RASA

Selalu saja menjadi mimpi !!

Meski jarak acapkali memeluk pilu
Meski waktu amat kuat membelenggu
Aku masih menyimpan harap dalam hati

RASA PENUH NYATA

Seandainya masa bisa berbicara !!

Dia pasti akan bercerita segala keladi rasa
Dia akan mengungkap, saat terciptanya lara
Dia akan menjadi saksi jejak perintis duka
Dia tak akan menutupi apa yang ada dan nyata

RASA KAGUM

Ada kegelisahan menggerogoti rasa

Meramu madah edarkan kesejukan jiwa
Ada tanda yang tiada pernah merinai nyata
Rasa ragu mengikat keinginan yang menjelma

RAPI TERSIMPAN

Butiran gerimis putik salju meredam

Meriap hinggap di ambang malam
Lamunan sunyi membias kelam
Tegar edarkan sapa dirundung ditepian malam

LUKISAN JATI DIRI

Adakalanya senja itu !!

Hanya hiasan indah membalur semu
Terkadang pula mengedarkan rindu
Berarak pekat namun tak bisa menyatu

TERIKAT JANJI SETIA

Ijinkan rinduku terkuak !!

Menyibak kenang tanpa terjeda
Menguak rasa bernaung mesra
Tetap utuh, tiada retak

SENJA TAK MENETAP

Tidak ada lagi pagi menjelang

Yang tersisa hanyalah bias mentari penyeka embun
Jejak keceriaan pagiku pun seakan sirna
Tergerus oleh masa yang mulai beranjak menghampiri

SERPIHAN DEBU HAYAL

Pijaran sampul kelam !!

Merambat perlahan memintal rasa dalam seulas janji
Bingkai kata berlantun serasa berebut mencari sela
Menerobos masuk hanyutkan segala ungkap

BINGKAI SYAIR BUNGA RINDUKU

Bingkai

Penyekat rasa
Menyimpan sejuta kenang
Membalur kisah mengenggam impian

BIBIR INDAH BERGINCU MERAH

Duuuuh bibirmu itu !!

Semerbak seperti kue putu
Ranum seperti buah jambu
Ingin rasannya aku meramu
Menikmatinya sepanjang waktu

DERA DUKA

Tiada terhalangi !!

Kala curahan tinta menyambangi
Menyapa lembut sang mentari
Sapa tulus, tiada tertapaki

WACANA KEHADIRAN RINDU

Wacana hati

Semerbak penuh rona
Berhias mesra

CERMIN RETAK

Tak usah berhias di cermin retak

Edarkan hias tetap tak tampak
Anggun wajahmu pasti tak terjamak
Terkadang jenuh raih rasa muak

BAHASA MATA

Payung kerinduan itu tetap terbuka

Menyisir rintik kebencian yang menerpa
Kau dan aku saling berpegang tangan erat-erat
Menyambut rambatan rintik yang menghujat

ANTARA ADA DAN TIADA

Tetesan risalah menerpa rasa !!

Arahkan langkah tuk menuju segala titah
Ada kalanya, rambatannya memunculkan kilah
Hanyutkan sadar, abaikan kehendak yang ada

ALANGKAH BAHAGIANYA

Betapa bahagianya hati ini !!

Ketika musim hujan asmara menyambangi
Kau bukakan payung kerinduan sepenuh hati
Kau bentangkan, dengan senyum yang mewarnai

AKU DAN AKSARAKU

Lihatlah detuman irama mengalun itu

Rasakan alur yang membuai rayu
Nikmati usapan mesra irirngi waktu
Tenggelamkan hasrat tuk mengupas rindu

AKSARA PENENTRAM HATI

Aksara termadah terasa berontak

Berjubel memenuhi ruang benak
Mengganas makna tak tersimak
Uraian bertengger tiada terjamak

BAHASA AKSARA

Kucium mesra aroma goresanmu

Kusimak tajam bait aksaramu
Kutemukan getar ketenangan semerbak
Menetramkan lorong rasa di benak

B U N D A

Tiada limpahan amanah, yang melebihi curahannya !!

Tiada kemulyaan, yang melebihi pengorbanannya !!
Tiada tanda jasa teristimewa, yang melebihi perjuangannya !!
Tiada doa terikhlas, yang di bingkiskan olehnya !!

BINGKAI RASAKU

Kemaren pujaku masih menghias

Kutuangkan namamu di atas kanvas
Kuratakan menutupi sela kekurangan
Kuhiasi dengan segenap perhatian

TIADA PERNAH PANTAS

Masih pantaskah !!

Diri ini meronce kekhusukan diri
Menyimak segala rahmat yang terbias

PUASKANLAH

Kalau itu membuatmu terpuaskan

Lakukan apa yang mampu engkau lakukan
Jangan pernah ragu !!
Apalagi memiliki ganjalan walau sekejap

KAU DAN AKU

Padangilah diriku dengan sebelenggu noda
Aku yakin kau tak akan pernah terluka
Simaklah wujud diriku bagaikan sampah
Agar kau tak lagi mengucap sumpah serapah

PEDANG CINTA BERMATA DUA

Entah sampai kapan !!

Aku bisa melepaskan beban yang menghimpit sadar
Entah dengan cara apa !!
Langkah ini bisa berayun bebas lepas seperti dulu lagi
Aku benar-benar merasa tak berdaya berpeluk dilema

RINDU LAKSANA EMBUN

Seandainya rindu ini seperti embun
Kan ku jaga setiap curahannya
Kan ku simak waktu yang menyapa
Agar suhunya tetap terjaga dalam kehadiran

KEMESRAAN TETAP NYATA

Apakah harus terdustai !!
Segala madah yang tiada jeda menemani
Hanyutkan kisah, terhiasi dengan berbagai diksi
Hantarkan mimpi, meraih corak indah melengkapi ilusi

KEBODOHANMU

Masih tetap angkuhkah !!
Menari gemulai dengan aksara
Memandu gerakan pada kata
Mencerna ungkap tak terbantah

KIAS KATA TAK BERMAKNA

Berbasi sekelumit kata abstrak
Sekedar berucap bermadah jamak
Berwujud samar nyata tiada tampak
Mengganjal ungkap bagaikan dahak

TAK BERDAYA

Aku tak kuasa abaikan curahan mesra yang merayapi
Aku teramat menikmati kemesaraan ini
Denyutnya sudah tersebar, menguasai relung hati
Aku tak sanggup menghalau, walau jelas terkuasai

KEHILANGAN NADA KATA

Tiada kata terindah yang bisa aku simak
Di mana setiap huruf yang tertuang
Tertata rapi hiasi pesona dalam canda riang
Menghapus duka yang mulai merangkak

P E M A B U K

Akulah si pemabuk abadi
Jiwaku terkukuh demi memuaskan diri
Tiada rasa yang menghalangi langkah ini
Aku melangkah menuruti kehendak hati
Tanpa tahu tempat mana yang di singgahi

RASA SUDAH TERPATRI

Tiada bosankah kau berpijak dusta !!
Merangkai kata hanya tuk mendera luka
Madahmu sudah tak lagi bisa diraba
Menghias tulus, namun tetap terselip dusta

MENSYUKURI KISAH

Aku tak kuasa lagi menahan lena !!
Merangkai harap hanya tuk memetik dusta
Semua itu, telah aku simak di ambang asa
Aku rekam, aku jadikan sebagai penghias masa