Sudah lama aku kehilangan rasa
Menerpa prahara dengan senyum tawar
Kau tiada pernah mengerti derita
Menghujam tajam, menodai ucap terikrar
Jangan tanya, mengapa aku kehilangan
Hadirmu kerap terlaburi benih kebohongan
Kau pancarkan madu penuh kemesraan
Ciptakan nikmat, namun tanpa lampan
Rasaku berayun tanpa ada pegangan
Adanya dirimu sudah tak lagi kurasakan
Kau kerapkali berkisah tentang keindahan
Namun bayangan diriku kau campakkan
Dalam garis hitam siluet kematian
Aku hanya berdiam mencumbui kelam
Merangkai ungkap nyata lama tenggelam
Pijarkan resah, merajuk menjejak silam
Teman setiaku hanyalah noda hitam
Tanpa pijaran, pantulkan kisah kusam
Asa-mu merayu sibakan gelapnya malam
Bangkitkan derita, jiwa menyimpan geram
Tercurah kata
Terselip makna
Terurai rasa
Menerpa prahara dengan senyum tawar
Kau tiada pernah mengerti derita
Menghujam tajam, menodai ucap terikrar
Jangan tanya, mengapa aku kehilangan
Hadirmu kerap terlaburi benih kebohongan
Kau pancarkan madu penuh kemesraan
Ciptakan nikmat, namun tanpa lampan
Rasaku berayun tanpa ada pegangan
Adanya dirimu sudah tak lagi kurasakan
Kau kerapkali berkisah tentang keindahan
Namun bayangan diriku kau campakkan
Dalam garis hitam siluet kematian
Aku hanya berdiam mencumbui kelam
Merangkai ungkap nyata lama tenggelam
Pijarkan resah, merajuk menjejak silam
Teman setiaku hanyalah noda hitam
Tanpa pijaran, pantulkan kisah kusam
Asa-mu merayu sibakan gelapnya malam
Bangkitkan derita, jiwa menyimpan geram
Tercurah kata
Terselip makna
Terurai rasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar