Aku tak mencari penghias
Apalagi pandai tuk berhias
Aku lebih suka yang tegas
Terkesan garang berwujud ganas
Aku tak butuh rajutan kekang
Berkias kata di jadikan bayang
Yang kuinginkan kisah tanpa bait kenang
Wujud kasih pengikat rasa tiada lenggang
Seandainya, kau tak memiliki tangan
Biarlah, kau jadikan aku sebagai limpahan
Mewakili segala daya yang kau lakukan
Meringankan aktifitas yang jadi beban
Seandainya, kau tak memiliki kaki
Ijinkan aku mendampingi setulus hati
Mengarahkan langkahmu dengan pasti
Mempermudah tujuanmu menyibak hari
Seandainya, kau tak memiliki mata
Relakan aku, menjadi ikatan sejati rasa
Menuntunmu bercerita keindahan nyata
Berkisah tentang perpaduan dua jiwa
Seandainya, kau tak bisa berbicara
Ikhlaskan aku mewakili merangkai aksara
Ciptakan alinea-alinea baru penuh warna
Hantarkan senyum ceriamu tak terjeda
Tiada kesempurnaan yang menyilaukan
Tiada pandangan yang mengucilkan
Tiada dahaga tuk dapatkan pujian
Apalagi menghinakan pada cermin kekurangan
Masihkah, kau biarkan rasa malu menyusup
Mencumbui ragu, kesadaran naluri terkatup
Adanya dirimu, pelengkap menggapai kucup
Saat melihatmu tersenyum, bagiku itu sudah cukup
Tercurah kata
Terselip makna
Terurai rasa
Apalagi pandai tuk berhias
Aku lebih suka yang tegas
Terkesan garang berwujud ganas
Aku tak butuh rajutan kekang
Berkias kata di jadikan bayang
Yang kuinginkan kisah tanpa bait kenang
Wujud kasih pengikat rasa tiada lenggang
Seandainya, kau tak memiliki tangan
Biarlah, kau jadikan aku sebagai limpahan
Mewakili segala daya yang kau lakukan
Meringankan aktifitas yang jadi beban
Seandainya, kau tak memiliki kaki
Ijinkan aku mendampingi setulus hati
Mengarahkan langkahmu dengan pasti
Mempermudah tujuanmu menyibak hari
Seandainya, kau tak memiliki mata
Relakan aku, menjadi ikatan sejati rasa
Menuntunmu bercerita keindahan nyata
Berkisah tentang perpaduan dua jiwa
Seandainya, kau tak bisa berbicara
Ikhlaskan aku mewakili merangkai aksara
Ciptakan alinea-alinea baru penuh warna
Hantarkan senyum ceriamu tak terjeda
Tiada kesempurnaan yang menyilaukan
Tiada pandangan yang mengucilkan
Tiada dahaga tuk dapatkan pujian
Apalagi menghinakan pada cermin kekurangan
Masihkah, kau biarkan rasa malu menyusup
Mencumbui ragu, kesadaran naluri terkatup
Adanya dirimu, pelengkap menggapai kucup
Saat melihatmu tersenyum, bagiku itu sudah cukup
Tercurah kata
Terselip makna
Terurai rasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar