JEBAKAN RONA ANGGUN

Sebatas mana niatmu menyulut bara
Semampu apa kau merajam dera nista
Tak cukupkah engkau taburkan petaka
Belum selesaikah kau suguhkan perkara

BARA TANTANGAN

Kerak sang biang menjemput rana
Edarkan ungkap bertakhtakan bara
Dendam kasemat menggelitik jiwa
Bangkitkan dahaga menyulut murka

TANDA AKHIRAN

Kuingin bersenda gurau
Mengelus rambut indah memukau
Kutelusuri lekuk menjuntai
Hingga gejolak keinginanku terkulai

PUTIH DAN HITAM

Pernah aku tersungkur 
Menikmati hitam tak terukur
Tampung tetesan dahaga kufur
Mendiamkan naluriku terbujur

KESEMPATAN KEDUA

Aku tak mau memaksa
Membuka hatimu tertutup rapat
Kubiarkan masaku mengumpat
Mencerca beban pemetik dahaga

TAK TERLUPAKAN (WIS ANGEL WIS)

Seelok pesona kupandang
Seanggun citra hadir membayang
Adamu merangkum goda
Bangkitkan gejolak merayu asa

AKU SI PLAGIAT

Aku si plagiat, itu katamu
Berpijak pada aksara teramu
Mendompleng ketenaran semu
Samarkan titik bahasa kalbu

MASIH TERINGAT

Masih teringat dengan jelas, di saat aku engkau jadikan ombak kepuasan. Kau rangsang aku dengan hembusan mesra. Dengan angkuhnya kau ombang ambingkan keberadaan. Kau luruhkan sadarku dengan bisik rayuan manja.

ADAKALANYA

Adakalanya si cerca giat bercerita
Mengungkap ganjalan gregoti jiwa
Mengurai nikmat di balik dahaga
Mencatat perjalanan merintis alpa

SANG PENGGODA

Dulu, kau hantarkan pesona 
Mengisi ruang dahaga tertunda
Kau suruh aku menyambutnya
Menikmati getaran paling iya

KETIKA AKU TERDIAM

Ketika aku terdiam dalam sepiku
Kau bercerita tentang keheningan
Walau lisan tak bisa kau ucapkan
Kau getarkan ungkap lewat kalbu

ISTANA MIMPI

Bilamana hadirmu terselip rasa dengki
Bertakhtakan permata terbungkus rapi
Tak mungkin kupersembahkan jiwa ini
Meneguk madu dahaga di dasar nurani
Mempertaruhkan niat untuk menikmati