Ku ucap terima kasih padamu wahai sang waktu
Seiring gerak gemulai pada detak masamu itu
Kau telah hilangkan embun beku di alis mataku
Ku ucap terima kasih pada nada cobaan hidup
Dengan kehadiranmu, bias rasaku tak pernah redup
Kau telah membuat kerinduan ini tak pernah terkatup
Ku ucap terima kasih pada ocehan lembut tulus murni
Kau ibarat kekasih yang mencerminkan kaki langit tak terganti
Yang membuatku mabuk sesaat pada dunia fana kecil ini
Ku ucap terima kasih pada kata-kata perpisahan
Yang berhasil membuatmu terhipnotis keraguan
Yang membuatmu takut merasakan kehilangan
Ku ucap terima kasih pada jalan yang sempit
Yang menciptakan rasa yang seakan terhimpit
Yang tak menghentikan pertemuan kembali dalam ciptakan bait
Ku ucap terima kasih padamu wahai bulan
Yang sering berbicara padaku tentang kekurangan
Yang mengungkap kejanggalan watak ketulusan
Ku ucap terima kasih pada angin yang berdebu
Yang berembus bebas, terbang tuk menghiasi waktu
Menjadikan penyesalan ini bagaikan hujahan sembilu
Ku yakin, jika goresan kisah indah ini belumlah berakhir
Membasahi kuncup mahkota yang menjadikan takdir
Ciptakan kesadaran naluri yang tiada susut tuk berdesir
Saat ku jenguk, rasa ini tetaplah tulus setia mengalir
Terbenam sejuk di antara kedalaman rasa yang menjadikan sir
Sampai kapanpun, usapan manjanya tak akan pernah terusir
Tercurah kata
Terselip makna
Terurai rasa
Seiring gerak gemulai pada detak masamu itu
Kau telah hilangkan embun beku di alis mataku
Ku ucap terima kasih pada nada cobaan hidup
Dengan kehadiranmu, bias rasaku tak pernah redup
Kau telah membuat kerinduan ini tak pernah terkatup
Ku ucap terima kasih pada ocehan lembut tulus murni
Kau ibarat kekasih yang mencerminkan kaki langit tak terganti
Yang membuatku mabuk sesaat pada dunia fana kecil ini
Ku ucap terima kasih pada kata-kata perpisahan
Yang berhasil membuatmu terhipnotis keraguan
Yang membuatmu takut merasakan kehilangan
Ku ucap terima kasih pada jalan yang sempit
Yang menciptakan rasa yang seakan terhimpit
Yang tak menghentikan pertemuan kembali dalam ciptakan bait
Ku ucap terima kasih padamu wahai bulan
Yang sering berbicara padaku tentang kekurangan
Yang mengungkap kejanggalan watak ketulusan
Ku ucap terima kasih pada angin yang berdebu
Yang berembus bebas, terbang tuk menghiasi waktu
Menjadikan penyesalan ini bagaikan hujahan sembilu
Ku yakin, jika goresan kisah indah ini belumlah berakhir
Membasahi kuncup mahkota yang menjadikan takdir
Ciptakan kesadaran naluri yang tiada susut tuk berdesir
Saat ku jenguk, rasa ini tetaplah tulus setia mengalir
Terbenam sejuk di antara kedalaman rasa yang menjadikan sir
Sampai kapanpun, usapan manjanya tak akan pernah terusir
Tercurah kata
Terselip makna
Terurai rasa
Santun malam kk dhimas
BalasHapus