Seandainya kesadaran memeluk rasa
Tak mungkin aksara bodoh berbicara
Bahan lawakan menjadi dalil utama
Bingkiskan aturan yang bikin ketawa
Pantaskah menyandang wujud perwakilan
Pantaskah sebagai penyalur ungkapan
Pada nyatanya hanya memberikan beban
Menjadikan pijakan menggapai kebodohan
Leluconmu bukanlah bahan pertimbangan
Mendera aksara hanya tuk dipermainkan
Kau bingkiskan garesan risalah kebutaan
Mengungkap nilai norma ketidakbecusan
Apa kau sadar akan tingkat kedudukan
Bila semua dikembalikan serba kebalikan
Apa kau tetap bisa menerima keputusan
Menelan ungkap yang tak pakai landasan
Tidak pantas, sumpah janji setia diikat
Nyatanya tindak-laku hadirkan laknat
Tak pantas kau sodorkan prihal inspiratif
Nyata wujudmu hanya si pengkhianat naif
Tercurah kata
Terselip makna
Terurai rasa
Tak mungkin aksara bodoh berbicara
Bahan lawakan menjadi dalil utama
Bingkiskan aturan yang bikin ketawa
Pantaskah menyandang wujud perwakilan
Pantaskah sebagai penyalur ungkapan
Pada nyatanya hanya memberikan beban
Menjadikan pijakan menggapai kebodohan
Leluconmu bukanlah bahan pertimbangan
Mendera aksara hanya tuk dipermainkan
Kau bingkiskan garesan risalah kebutaan
Mengungkap nilai norma ketidakbecusan
Apa kau sadar akan tingkat kedudukan
Bila semua dikembalikan serba kebalikan
Apa kau tetap bisa menerima keputusan
Menelan ungkap yang tak pakai landasan
Tidak pantas, sumpah janji setia diikat
Nyatanya tindak-laku hadirkan laknat
Tak pantas kau sodorkan prihal inspiratif
Nyata wujudmu hanya si pengkhianat naif
Tercurah kata
Terselip makna
Terurai rasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar