Payung kerinduan itu tetap terbuka
Menyisir rintik kebencian yang menerpa
Kau dan aku saling berpegang tangan erat-erat
Menyambut rambatan rintik yang menghujat
Kau dan aku saling berpegang tangan erat-erat
Menyambut rambatan rintik yang menghujat
Kudekap dirimu di atas dadaku !!
Kupandangi dirimu dengan pancaran merayu
Kau memandangku dengan rona wajah tersipu malu
Pancarkan bahasa mata guncangkan kalbu
Kupandangi dirimu dengan pancaran merayu
Kau memandangku dengan rona wajah tersipu malu
Pancarkan bahasa mata guncangkan kalbu
Kubimbing kau dengan janji setiaku
Kutuntun engkau dengan tongkat perhatianku
Agar hatimu tak terpeleset dalam kekwatiran
Agar rasaku tetap beriring melintasi curahan
Kutuntun engkau dengan tongkat perhatianku
Agar hatimu tak terpeleset dalam kekwatiran
Agar rasaku tetap beriring melintasi curahan
Lihat air rasaku seperti butiran hujan
Yang menggumpal di sudut payung kerinduan
Yang selalu saja menetes deras tanpa kedustaan
Berebut jatuh di ujung sela dalam setiap penantian
Yang menggumpal di sudut payung kerinduan
Yang selalu saja menetes deras tanpa kedustaan
Berebut jatuh di ujung sela dalam setiap penantian
Merapatkan kata
Bercerminkan makna
Bermadahkan rasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar