Hembusan gundah menyapa dedaunan
Tanpa lelah sapanya menggoda pijakan
Tangkai kesadaran bosan tuk menahan
Dia melepaskannya penuh keangkuhan
Tanpa lelah sapanya menggoda pijakan
Tangkai kesadaran bosan tuk menahan
Dia melepaskannya penuh keangkuhan
Kegelisahan dedaunan makin terlihat
Pesona pada dirinya kini telah lenyap
Keindahannya luruh tak memiliki harkat
Dia tergolek terjebak dahaga senyap
Bisikan sepi terhanyut dalam penantian
Rasa sesal kian menyulut dera nestapa
Semilir angin duka pun hadir bergantian
Mengolok dedaunan tak lagi berkarisma
Rerantingan terasa enggan menemani
Membiarkan dedaunan melepaskan diri
Sorak sorai cibiran hadir selih berganti
Rayakan kebebasan lepasnya sang duri
Rona dedaunan kini kering kerontang
Mengukir gairah hanya sekilas pandang
Dera duka menetap semangat pun hilang
Terjebak goda keindahan siluet bayang
Bermandi kata
Berselimutkan makna
Beralas rasa
Beralas rasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar