POHON CINTA BERBUAH RINDU

Untukmu hai kekasih impian

Bolehkah aku ajuhkan tanya
Sekiranya kapan, pohon cinta ini kau tanam
Dan sampai batas kapan !!
Aku bisa merasakan ranumnya buah rindu

KEGELISAHAN

Dalam sekelumit waktu yang terlewati

Kau senantiasa membingkiskan cerita
Walau terkesan tiada, kau seakan menjadi ada
Membuat diri ini mengenangmu hanya sebatas maya

RINDU TERTAMBAT

Ada kenang di setiap langkah

Jejak menapak merinai kalam senja
Hati bimbang goyahkan segenggam asa
Jiwa terpanah haturkan seulas kisah

DERA MENGHUJAM

Dera menghujam tiada terbantah

Hanyutkan lengah di antara persinggahan
Ada rasa yang memendam segala umpatan
Merangkum resah meraih segala gelisah

BADAI KEBENCIAN

Guntur kecurigaan menghiasi langit cemburu

Kilatan tuduhan kian lama kian mencekam
Bak seekor naga perkasa yang mau menerkam
Mengoyak prasangka yang menggapai luru

KESETIAAN SUCI

Keanggunan pesona dirimu !!

Bermutiara indah berlaburkan manja
Hantarkan jiwa tuk selalu bersua
Menikmati bias pancaran demi memenuhi cumbu

SELINGAN KATA

Hantarkan laju aksaraku !!

Biarkan kata perkata aku tata kembali
Bait demi bait akan selalu aku kaji
Agar kalimat yang tertuang ini !!
Bisa dirasakan tanpa ada yang tersakiti

TIADA PERNAH TERLUPAKAN

Mengingat akan racun cerita yang ku suguhkan

Terbayang jelas pesona cumbu yang ku persembahkan
Keindahan kisah, tak mudah tuk di lupakan
Semakin jauh hati mengusir bayangan
Semakin kuat pula, deraan rasa sesal yang menekan

RINDU LAKSANA BISUL

Rindu ini laksana bisul yang merajai

Tumbuh subur di mana saja yang disukai
Tanpa menghiraukan deraan rasa nyeri
Abaikan segala kalimat penuh basa basi

SHUBUHMU SELALU INDAH

Hentakan rasa dingin dipagi ini

Begitu mesra membelaiku diatas peraduan
Buaian mimpi yang menjilma
Seakan membuat diri ini terlena menyisingkan sadar
Aku benar-benar terbuai manja menggapai ke syaduan jiwa

SEMBILU DUSTA

Lantunan bait saat ini !!

Biarlah aku mengalah memendam rasa kecewa di ujung kelam
Aku benar-benar sudah bosan !!
Dengan irama deburan pasir yang kau senandungkan
Rasanya percuma aku menanti di tepian rasa berbalut senja

SEGENGGAM BARA AMARAHKU

Di ambang potret pergantian masa yang berlalu

Aku tak pernah berhenti berkaca seorang diri
Kusimak, kutelusuri seuntai syair pendulang lara
Aku pandangi sejengkal demi sejengkal guratan tipis

RINDU MENGAKAR

Sudah tidak kau kenali lagi kah !!

Derai air hujan yang mengguyur kemesraan
Tetesan air hujan membasahi  kemanjaan
Merangkai rindu tanpa memiliki keluh

RENUNGAN JIWA YANG DAHAGA

Duhai sir jiwa-ku yang dipenuhi rasa dahaga

Mengapa dikau selalu ragu dan bimbang
Saat tafakur, menikmati wacana malam !!
Tanpa menyimak cahaya rembulan rasa syukur

P E R G I

Ketika mendung ini aku bawa pergi

Ada segenggam rindu yang memberontak
Meronta keras dengan segenap benak
Edarkan rasa yang terlanjur tersakiti

PENEBAR HASRAT

Benci rasanya diri ini !!

Melihat dirimu sembunyi dibalik topeng
Berkreasi sembunyikan wedaran semu
Menanam jasa tuk menggapai hasrat kotormu

TARGETKU

Pandanganku !!

Hanya terbatasi jarak netra biasa
Sejauh netraku memandang
Disitulah penilaianku akan menjilma
Disitulah pantauanku akan menyebar

K E J A M

Semua sudah terlambat !!

Seberapapun kemauanmu mencoba membenahi
Pada akhirnya engkau terjebak sendiri
Terbelenggu dengan segala keterpurukan

KALAH TANPA SADAR

Duhai bidadari penebar duka !!

Akankah, rangkaian syair kekwatiranmu itu
Tetap kau senandungkan penuh gairah
Walau dalam nyatanya !!
Nada yang terdengar, hanya sekedar peralihan singahan hati

JIWA PENCARI NIKMAT

Kau tak ubahnya seperti kabut senja berselimutkan embun

Dalam kelenggangan rasa yang engkau tunjukkan
Kau tak pernah bosan merinai kehangatan disetiap kesempatan
Kemesraanmu senantiasa hadir di ujung lorong penakluk masa
Rasa kasihmu selalu berganti seiring dengan kehadiran pengukir harap

JEJAK TANDA TANYA

Belum cukupkah !!

Belaga kasih yang aku limpahkan
Sampai-sampai engkau !!
Menunai rasa marah yang berkelanjutan

DERMAGA KEINGINAN

Segenap impian ini !!

Seoalah saling berdesakan menerobos masuk
Menyusupi kesadaran yang mulai terpuruk
Meniti belenggu asa yang belum juga terpatri

SEKELUMIT UCAP ULANG TAHUN

Sekian tahun sudah, kehadiranmu !!
Menempatkan diri pada komunitasmu
Mempengaruhi sudut pandang orang disekitarmu
Sekian lama itu pula !!
Langkahmu telah menoreh beberapa bait cerita

BAU KECUT

Di ambang pintu kegundahan ini !!

Aku rangkum jejak kaki dengan sekeping harap
Aku kupas rangkaian rindu dengan sebelenggu asa
Lalu kupetikan lentera senyuman dengan penuh makna

NADA JIWA MENGGODA

Detingan syair lembutmu meraba manja
Hanyutkan rasa nikmati sentuhan mesra
Nadanya begitu anggun menesuri jiwa
Bergema tajam, memenuhi segala pesona

CAHAYA SEGALA CAHAYA

Sinar cahaya indahMu !!
Tiada lenggang menyinari urat nadiku
Sinarnya setia mengawali deru nafasku
Pancarannya, tiada pernah terganti
Menelusuri ruang asa di sudut jati diri
Setiap saat, selalu setia tuk mengiringi

DIAN DAN LENTERA

Mengapa kau bersusah paya !!
Terbelunggu niatan tuk cari penerang
Mengikat kehendak tuk dapatkan bias
Bukankah pada dirimu sudah lengkap
Berbagai cahaya sudah terpancar
Berbagai pantulan sudah dirasakan

AKAD NIKAH

Saat ini tiba waktunya
Dua jiwa terpatri nyata
Bukan lagi sekedar candaan
Ikrar terucap wujudkan perjanjian

GELAGAT HATI AROMA BANGSAT

Gelagat
Goresan tersemat
Gerah ciptakan penat
Gaung masa penuh khianat

JANGAN USIK AKU

Diamlah, jangan lagi kau berisik
Lontaran aksara usilmu tajam mengusik
Simpanlah segala madah kepura-puraan
Pendamlah segala taktik pembodohan

KU UCAP TERIMA KASIH

Ku ucap terima kasih padamu wahai sang waktu
Seiring gerak gemulai pada detak masamu itu
Kau telah hilangkan embun beku di alis mataku